Rabu, 16 Oktober 2013

Lab.Akuntansi Biaya




Sistem Perhitungan Biaya
Berdasarkan Proses (Process Costing)

Akumulasi Biaya Proses
        Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya mana pun adalah untuk menentukan biaya dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan memiliki perbedaan dalam hal teknologi manufaktur, organisasi produksi dan bauran produk, maka bisa diperkirakan bahwa sistem perhitungan biayanya juga akan berbeda. Sistem perhitungan biaya dibagi 2 yaitu sistem perhitungan berdasarkan pesanan (Job Order Costing) dan sistem perhitungan berdasarkan proses    ( Process Costing).
Perbedaan antara Job Order Costing dan Process Costing
Job Order Costing
Process Costing
-          Beberapa pekerjaan yang berbeda dikerjakan dalam satu periode
-          Hanya ada satu unit produksi yang diproduksi secara kontinyu dan dalam jangka panjang
-          Biaya dikumpulkan untuk setiap pekerjaan
-          Biaya dikumpulkan perdepartemen
-          Biaya perunit dihitung untuk setiap pekerjaan berdasarkan kartu biaya
-          Biaya perunit dihitung perdepartemen berdasarkan laporan produksi perdepartemen
-          Kartu biaya adalah dokumen sumber yang digunakan untuk mengendalikan pengumpulan biaya suatu pekerjaan.
-          Laporan produksi departemen menjadi dukumen sumber yang menunjukkan pengumpulan dan posisi biaya perdepartemen

Persamaan Job Order Costing dan Process Costing
1.      Tujuan utama dari kedua sistem adalah membebankan biaya bahan baku tenaga kerja dan overhead ke produk dan memberikan mekanisme penghitungan biaya perunit.
2.      Kedua sistem ini menggunakan rekening yang sama termasuk overhead pabrik, bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
3.      Aliran biaya melalui rekening-rekening manufaktur pada dasarnya sama untuk kedua sistem.

Aliran produksi secara fisik
Tiga format aliran produksi fisik yang berhubungan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah berurutan, paralel, dan selektif.
1.      Aliran produk berurutan (Sequential Product Flow). Dalam aliran produk berurutan, setiap produk diproses dalam urutan langkah-langkah yang sama. Dalam suatu perusahaan dengan tiga departemen, pemotongan, perakitan, dan pengemasan.
2.      Aliran produk paralel (Parallel Product Flow). Dalam aliran produk paralel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simuyltan dan kemudian disatukan dalm satu atau lebih proses final untuk diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi.
3.      Aliran produk selektif (Selective Product Flow). Dalam aliran selektif, produk berpindah ke departemen-departemen berbeda dalam suatu pabrik, bergantung paa produk final yang akan dihasilkan.

Akuntansi untuk Biaya Bahan Baku, Tenaga Kreja, dan Overhead
a.      Biaya bahan baku
Ayat jurnal untuk mencatat pengeluaran bahan baku dua departemen adalah sebagai berikut
     Barang dalam proses- Departemen Pemotongan                xxx
     Barang dalam proses- Departemen Perakitan                        xx
         Bahan baku                                                                                          xxx
b.      Biaya tenaga kerja
Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan tenaga kerja dua departemen adalah
     Barang dalam proses- Departemen Pemotongan                xxx
     Barang dalam proses- Departemen Perakitan                        xx
         Beban Gaji                                                                                            xxx
c.       Biaya overhead pabrik
Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan overhead pabrik dua departemen adalah
     Barang dalam proses- Departemen Pemotongan                xxx
     Barang dalam proses- Departemen Perakitan                        xx
         Overhead pabrik dibebankan                                                          xxx

Laporan Biaya Produksi
Laporan biaya produksi (cost of production report) adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain.
Laporan biaya produksi untuk suatu departemen dapat memiliki banyak bentuk atau format, tetapi sebaiknya laporan tersebut menunjukkan
1.      Biaya total dan biaya per unit dari pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa departemen lainnya
2.      Biaya total dan biaya per unit dari bahan baku, dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen tersebut
3.       Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir, dan
4.       Biaya yang di transfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi.

Sistem perhitungan Biaya Berdasarkan Proses dengan Asumsi Aliran Biaya Rata-rata (Average)
Contoh soal
1.      PT. TITAN dalam pengumpulan harga pokoknya menggunakan metode harga pokok proses. Perusahaan ini menghasilkan satu macam barang yang diproses melalui dua departemen produksi. Berikut ini data sehubungan dengan proses produksi selama tahun 2008:
a.      Data produksi dalam proses awal tahun 2008, adalah sebagai berikut:

Dept I
Dept II
Jumlah Unit
1000
2000
Harga Pokok:


Biaya Bahan/ dari dept I
8.010
400
BTK
1.750
800
BOP
790
1600
Jumlah
10.550
2800
Tk Penyelesaian:


Biaya Bahan
100%
-
Biaya Konversi
75%
50%
b.      Produk baru masuk proses pada departemen I sebesar 9.000 unit, dari semua yang diproses 7.500 unit telah selesai dan dikirim ke departemen II untuk diproses lebih lanjut 2.500  unit masih belum selesai dengan tingkat penyelesaian 100% biaya bahan, 80% biaya tenaga kerja, dan 100% overhead pabrik.
c.       Biaya produksi yang terjadi selama kegiatan produksi adalah sebagai berikut:

Dept. I
Dept. II
Biaya Bahan
81.900
-
BTK
18.600
21.315
BOP
39.200
30.015
Jumlah
139.700
51.330
Dari data tersebut diminta:
Membuat Laporan Harga Pokok Produksi untuk dua departemen dengan ketentuan jika Pengeluaran Bahan dengan metode Rata-rata, metode MPKP dan metode MTKP








PT. TITAN
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. I
TAHUN 2008
Laporan Produksi
Produk dalam proses Awal
Produk baru masuk proses
Produk Selesai ditransfer ke Dept. II
Produk dalam proses akhir,
Tk. Penyelesaian Bahan 100%, tenaga kerja 80%, Bop 100%


Pembebanan Biaya
Elemen biaya
Biaya bahan
Tenaga kerja
Bop

Perhitungan Harga Pokok
Harga pokok produk selesai
Produk dalam proses (2.500)
Biaya bahan
B. Tenaga kerja
Bop


Selisih perhitungan


Perhitungan Unit Ekuivalen
B. bahan 7.500 + (2500 x 100%)
BTK  7.500 + (2500 x 80%)
BOP  7.500 + (2500 x 100%)





7.500

 2.500


PDP awal
8.010
1.750
790
Biaya kegiatan
81.900
18.600
39.200
Jumlah

Rp89.900
Rp20.350
Rp39.990
Rp150.250
Ekuivalen

10.000
9.500
10.000
Per unit

8,99
2,14
3,99
15,12



7.500 x 15,12


2.500 x 100% x 8,99      Rp 22.475
2.500 x 80% x 2,14        Rp 4.280
2.500 x 100% x 3,99      Rp 9.975







Rp 10.000
Rp 9.500
Rp 10.000


1.000
9.000
10.000


10.000







Rp 113.400



Rp 36.730
Rp 150.130
120
Rp 150.250


PT. TITAN
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. II
TAHUN 2008
Laporan Produksi
Produk dalam proses Awal
Produk baru masuk proses
Produk Selesai ditransfer ke gudang persediaan jadi
Produk dalam proses akhir,
Tk. Penyelesaian Bahan 100%, tenaga kerja 80%, Bop 100%

Pembebanan Biaya
Elemen biaya
Hp dari Dept.I
Tenaga kerja
Bop
Jumlah

Perhitungan Harga Pokok
Harga pokok produk selesai
Produk dalam proses (1.000)
Biaya bahan
B. Tenaga kerja
Bop


Selisih perhitungan
Jumlah Biaya

Perhitungan Unit Ekuivalen
B. bahan 8.500 + (1.000 x 100%)
B.konversi 8.500 +(1.000 x 80%)





7.500

2.500


PDP awal
400
800
1600
Biaya kegiatan
113.400
21.315
30.015
Jumlah

Rp113.800
Rp 22.115
Rp 31.615
Rp167.530
Ekuivalen

9.500
9.300
9.300
Per unit

11,97
2,37
3,39
17,73



8.500 x 17,73
1.000 x 100% x 11,97      Rp 11.970
1.000 x 80% x 2,37          Rp 1.896
1.000 x 80% x 3,39        Rp 2.712








Rp 9.500
Rp 9.300


2.000
7.500
9.500


9.500







Rp 150.705



 Rp   16.578
Rp 167.283
              247
Rp 167.530

Tidak ada komentar:

Posting Komentar