Proses
Pembentukan Urin (esai kronologis)
Urin
merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan
kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat).
Filtrasi
atau penyaringan ini terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus, dinding terluar
kapsul bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar
dengan dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen
tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul bowman tersusun dari sel-sel
khusus yang disebut podosit. Proses filtrasi terjadi ketika darah masuk ke
glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler,
glomelurus kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, lalu
masuk ke dalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul
bowman disebut filtrat glomelurus atau urin primer.
Reabsorpsi
atau penyerapan ini terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan
sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium
di seluruh tubulus ginjal, banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan
tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi yaitu air, glukosa, asam
amino,ion-ion Na+ , K+ , Ca2+, Cl-,
HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea.
Proses reabsorpsi terjadi urin primer masuk dari glomelurus ke tubulus
kontortus proksimal kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+ ,
selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif.
Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung Henle. Filtrat ini telah
berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di
sekitar tubulus kontortus proksimal.
Pada
lengkung Henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan
disekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan ditubulus kontortus distal, pada tubulus
ini terjadi reabsorpsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon
antidiuretik). Disamping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+,
NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin. Hasil
reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang mengandung air, garam, urea dan pigmen
empedu yang berfungsi memberi warna dan
bau pada urin.
Augmentasi
atau pengeluaran zat ini terjadi ketika urin sekunder dari tubulus kontortus
distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih
terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga
terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis
renalis dari sini urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria yang
merupakan tempat penyimpanan sementara urin.
Jadi, dapat disimpulkan urin merupakan cairan
sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan
kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat). Filtasi yaitu terjadi di kapsul
Bowman dan glomerulus, dinding terluar kapsul bowman tersusun dari satu lapis
sel epitelium pipih. Reabsorpsi terjadi urin primer masuk dari glomelurus ke
tubulus kontortus proksimal kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+,
selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif.
Augmentasi terjadi ketika urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan
turun menuju tubulus pengumpul. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis
renalis dari sini urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria yang
merupakan tempat penyimpanan sementara urin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar