Minggu, 13 Mei 2012


Proses Pembentukan Urin (esai kronologis)
Urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat).
Filtrasi atau penyaringan ini terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus, dinding terluar kapsul bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar dengan dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul bowman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podosit. Proses filtrasi terjadi ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomelurus kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrat glomelurus atau urin primer.
Reabsorpsi atau penyerapan ini terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal, banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi yaitu air, glukosa, asam amino,ion-ion Na+ , K+ , Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea. Proses reabsorpsi terjadi urin primer masuk dari glomelurus ke tubulus kontortus proksimal kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+ , selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung Henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal.
Pada lengkung Henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan disekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan ditubulus kontortus distal, pada tubulus ini terjadi reabsorpsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Disamping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin. Hasil reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang mengandung air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna  dan bau pada urin.

Augmentasi atau pengeluaran zat ini terjadi ketika urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis dari sini urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin.
Jadi, dapat disimpulkan urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat). Filtasi yaitu terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus, dinding terluar kapsul bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Reabsorpsi terjadi urin primer masuk dari glomelurus ke tubulus kontortus proksimal kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Augmentasi terjadi ketika urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis dari sini urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar